Pendahuluan

Bagi banyak pengguna PC dan laptop, Microsoft Office adalah jantung produktivitas. Aplikasi seperti Word, Excel, dan PowerPoint sudah menjadi alat utama di kantor, kampus, bahkan rumah. Namun kini, Microsoft resmi mengumumkan bahwa dua versi Microsoft Office akan pensiun alias mencapai end of support.
Keputusan ini menandai perubahan besar bagi jutaan pengguna di seluruh dunia — termasuk di Indonesia, di mana versi lama Office masih sering digunakan karena dianggap lebih ringan dan “bebas langganan”.
Tapi, apa dampaknya bagi kamu yang masih menggunakan versi lawas tersebut?
Mari kita bahas review lengkap mengenai versi mana yang akan pensiun, risiko keamanan yang mengintai, serta apa solusi terbaik yang disarankan langsung oleh Microsoft.
Penjelasan
Mulai 13 Oktober 2025, Microsoft akan mengakhiri dukungan resmi untuk Microsoft Office 2016 dan Office 2019. Ini berarti kedua versi tersebut tidak akan lagi menerima pembaruan keamanan, perbaikan bug, maupun kompatibilitas dengan layanan Microsoft 365 modern seperti OneDrive, Teams, dan Outlook berbasis cloud.
Keputusan ini bukan sekadar formalitas. Microsoft menegaskan bahwa setelah tanggal tersebut, pengguna yang tetap memakai Office 2016 atau 2019 akan menghadapi risiko keamanan serius — terutama karena sistem tersebut tak lagi mendapat perlindungan dari celah baru yang bisa dimanfaatkan hacker.
🔹 Apa yang dimaksud “end of support”?
Dalam konteks Microsoft, “end of support” berarti perusahaan berhenti menyediakan update dan dukungan teknis. Aplikasi masih bisa digunakan, tapi:
- 
Tidak ada pembaruan keamanan (patching vulnerability),
 - 
Tidak bisa lagi tersinkronisasi penuh dengan Microsoft 365 dan Exchange Online,
 - 
Berpotensi mengalami error kompatibilitas pada file baru (terutama dari pengguna Office versi terbaru).
 
🔹 Dampaknya bagi pengguna di Indonesia

Menariknya, banyak pengguna di Indonesia — terutama di kantor kecil dan instansi pendidikan — masih mengandalkan Office 2016 dan 2019. Alasannya klasik: stabil, ringan, dan tidak perlu langganan bulanan.
Namun, begitu dukungan dihentikan, sistem tersebut bisa menjadi sasaran empuk malware, ransomware, atau serangan phishing.
Sebagai contoh, file Excel yang berasal dari cloud bisa membawa macro berbahaya tanpa disadari, dan karena versi lama tidak punya patch terbaru, sistem akan gagal memblokirnya.
Review dari YouTube
Sejumlah kanal teknologi di YouTube seperti Windows Central, Dave’s Tech Tips, dan TechNesia Indonesia sudah membahas pengumuman ini dengan cukup mendalam.
Dalam review lengkap mereka, semua sepakat bahwa langkah ini sebenarnya adalah bagian dari strategi Microsoft untuk mendorong pengguna berpindah ke Microsoft 365, platform berbasis langganan yang lebih aman dan selalu ter-update.
Beberapa poin penting dari hasil review YouTube:
- 
Microsoft Office 2016 dan 2019 masih bisa dipakai setelah Oktober 2025, tetapi semua fitur online seperti penyimpanan OneDrive, Outlook Exchange, dan Teams akan berhenti berfungsi optimal.
 - 
Banyak reviewer mengingatkan bahwa file .docx atau .xlsx dari versi terbaru kadang tidak terbuka sempurna di versi lama.
 - 
Salah satu alasan utama pensiunnya dua versi ini adalah transisi total ke sistem berbasis AI Copilot dan cloud, yang tidak kompatibel dengan platform lawas.
 
Salah satu reviewer terkenal, TechNesia Indonesia, bahkan menekankan:
“Kalau kamu pakai Office 2016 di lingkungan kerja modern, ibarat naik mobil tua tanpa sabuk pengaman di jalan tol — masih bisa jalan, tapi resikonya besar.”
Kesimpulan

Dari review lengkap tentang dua versi Microsoft Office yang pensiun ini, jelas bahwa keputusan Microsoft adalah langkah strategis menuju era kerja yang sepenuhnya digital dan berbasis cloud.
Namun, untuk pengguna yang masih nyaman dengan sistem offline, ini tentu menjadi tantangan.
Kamu masih bisa menggunakan Office 2016 dan 2019 setelah masa dukungan berakhir, tapi risikonya besar: tidak ada perlindungan keamanan, potensi crash, serta penurunan kompatibilitas file dengan versi terbaru.
Solusi yang paling direkomendasikan adalah beralih ke Microsoft 365, atau jika kamu tidak ingin berlangganan, bisa memilih Office 2024 (versi standalone terbaru) yang tetap didukung hingga beberapa tahun ke depan.
Langkah upgrade mungkin terasa repot, tapi dalam jangka panjang, itu berarti kamu berinvestasi pada keamanan dan produktivitas yang lebih baik.
QNA
Q1: Versi Microsoft Office apa saja yang resmi pensiun?
A: Microsoft Office 2016 dan Office 2019 akan mencapai masa akhir dukungan (end of support) pada 13 Oktober 2025.
Q2: Apakah Office 2016 dan 2019 masih bisa digunakan setelah tanggal itu?
A: Bisa, tapi tidak lagi menerima pembaruan keamanan dan perbaikan bug, sehingga berisiko digunakan di lingkungan yang terhubung internet.
Q3: Apa risiko terbesar jika tetap memakai Office versi lama?
A: Risiko utamanya adalah serangan keamanan siber, kehilangan data, serta kemungkinan ketidakcocokan file baru dari pengguna Office modern.
Q4: Apa solusi terbaik dari Microsoft?
A: Microsoft menyarankan untuk beralih ke Microsoft 365 agar tetap mendapatkan pembaruan otomatis, fitur AI Copilot, dan integrasi cloud yang lebih kuat.
Q5: Bagaimana dengan harga Microsoft 365 di Indonesia?
A: Microsoft 365 Personal dibanderol sekitar Rp999.000 per tahun, sementara versi Family bisa digunakan hingga 6 orang dengan harga sekitar Rp1,4 juta per tahun (harga bervariasi di e-commerce seperti Blibli, Tokopedia, dan Shopee).
Penutup
Dengan review lengkap tentang pensiunnya dua versi Microsoft Office ini, kita bisa melihat bagaimana Microsoft semakin tegas dalam mengarahkan ekosistemnya menuju masa depan digital yang lebih aman dan efisien.
Bagi pengguna setia Office versi lama, ini adalah waktu yang tepat untuk mulai beradaptasi — bukan karena tren, tapi karena keamanan dan kompatibilitas.
Keputusan Microsoft ini bukan sekadar strategi bisnis, tapi juga peringatan bagi semua pengguna untuk tidak mengabaikan pentingnya update keamanan.
Jadi, sebelum Oktober 2025 tiba, pastikan kamu sudah siap beralih — karena masa depan produktivitas kini sepenuhnya ada di tangan pengguna yang siap berubah.
