Dragon Ball: Sparking! ZERO — Nostalgia yang Dikemas Ulang atau Sekadar Fanservice?

Setelah lebih dari satu dekade absen, akhirnya seri legendaris Budokai Tenkaichi kembali dengan nama baru: Dragon Ball: Sparking! ZERO. Game ini bukan sekadar reboot, melainkan penerus spiritual langsung dari Budokai Tenkaichi 3 yang dirilis pada era PS2 dan menjadi salah satu game Dragon Ball paling dicintai sepanjang masa. Tapi, apakah game ini benar-benar menyajikan kembali nostalgia dengan kualitas modern, atau hanya sekadar memanfaatkan fanservice tanpa inovasi?
🎮 Gameplay: Ledakan Aksi 3D yang Kembali Menggila

Jika kamu pernah memainkan Budokai Tenkaichi, maka kamu akan langsung familiar dengan sistem pertempuran Sparking! ZERO. Game ini kembali mengusung arena pertarungan 3D luas, di mana karakter bisa terbang bebas, teleportasi, melemparkan serangan ki masif, dan tentunya berubah wujud secara real-time. Rasanya seperti menonton anime Dragon Ball secara interaktif — dan di situlah kekuatan utamanya.
Perbedaannya, sekarang semuanya terasa lebih cepat, lebih responsif, dan lebih sinematik. Efek visual saat Kamehameha diluncurkan atau Goku berubah menjadi Super Saiyan terasa spektakuler berkat teknologi Unreal Engine 5. Kamera bergerak dinamis mengikuti pertarungan intens dengan transisi halus antara gameplay dan cutscene, membuat pengalaman bermain lebih imersif.
Sistem combo tetap mudah dipahami namun sulit untuk dikuasai, dengan kombinasi tombol untuk dash, vanish, clash, dan ultimate finish. Jika kamu mencari game fighting kasual yang tetap punya kedalaman, ini salah satu yang terbaik.
👥 Roster: Fanservice Besar-Besaran

Satu hal yang paling menarik dari seri Tenkaichi adalah jumlah karakternya, dan Sparking! ZERO tidak mengecewakan. Game ini hadir dengan lebih dari 160 karakter, mencakup seluruh semesta Dragon Ball:
• Dragon Ball Z
• Dragon Ball Super
• Dragon Ball GT
• Dragon Ball Heroes (sebagian)
• Movie villain seperti Broly (kedua versi), Janemba, Cooler, dan banyak lagi
Bahkan karakter seperti Raditz, Dabura, hingga Jiren dan Moro hadir dengan style unik dan move set yang terasa otentik. Bentuk transformasi juga diperlakukan sebagai karakter aktif — Goku Super Saiyan, Super Saiyan Blue, dan Ultra Instinct bisa dimainkan secara terpisah dengan skillset berbeda.
Namun sayangnya, sebagian konten terkunci di balik preorder dan DLC, yang membuat sebagian fans merasa bahwa “fanservice” ini juga menjadi strategi monetisasi.
🗺️ Mode Cerita & Fitur Tambahan: Setia Tapi Kurang Inovatif

Mode cerita dalam Sparking! ZERO membawa pemain kembali ke kisah klasik Dragon Ball mulai dari Saiyan Saga hingga Tournament of Power. Namun, tidak banyak perubahan dalam pendekatan penceritaan. Pemain mengikuti alur naratif dalam bentuk cutscene dan pertarungan yang ditetapkan, seperti yang sudah dilakukan berulang kali dalam game sebelumnya.
Yang sedikit menyegarkan adalah adanya custom scenario mode, di mana kamu bisa membuat cerita sendiri — menentukan siapa melawan siapa, dalam setting apa, dengan dialog unik. Ini membuka ruang kreativitas dan memperpanjang umur permainan.
Namun, untuk sebuah game 2025, ketiadaan mode online kompetitif yang stabil dan fitur kooperatif terasa mengecewakan. Tidak ada mode tag-team lokal atau PvE coop yang benar-benar signifikan. Ini adalah peluang besar yang terlewatkan.
🎨 Visual & Presentasi: Anime Hidup di Layar
Tidak bisa disangkal, secara visual Sparking! ZERO adalah game Dragon Ball paling memukau yang pernah dibuat. Model karakter dibuat sangat detail, dengan tekstur menyerupai anime namun ditampilkan dalam resolusi tinggi. Rambut, aura, efek ledakan ki, hingga kehancuran lingkungan sangat mendukung pengalaman sinematik.
Desain sound effect dan voice acting juga sangat solid — terutama jika kamu menggunakan dubbing Jepang dengan OST orisinal. Sayangnya, beberapa dialog terasa kaku dan repetitif saat dimainkan dalam sesi panjang.
🤔 Nostalgia vs. Fanservice: Di Mana Garisnya?
Sparking! ZERO jelas merupakan perayaan untuk fans setia Dragon Ball, terutama yang tumbuh bersama seri Budokai Tenkaichi. Tapi di sisi lain, banyak konten dan pendekatan yang terasa seperti recycle dari versi lama, hanya dibungkus dengan teknologi baru.
Jika kamu belum pernah memainkan Tenkaichi sebelumnya, kamu mungkin merasa bahwa gameplay-nya terlalu chaotic, dan mode cerita terlalu linier. Tapi bagi fans lama, ini adalah hadiah nostalgia — dengan fanservice sebagai fitur utama, bukan sebagai bumbu.
📊 Kesimpulan: Layak Dimainkan?
Dragon Ball: Sparking! ZERO adalah game yang setia pada akarnya. Ia hadir bukan untuk mengubah formula, tapi untuk merayakan semuanya yang membuat game Dragon Ball dicintai: aksi cepat, roster masif, dan visual yang “pecah”.
Namun sebagai game modern, ia bisa dikritisi karena:
• Kurangnya inovasi mode permainan
• Monetisasi berlebihan lewat DLC
• Beberapa fitur multiplayer yang tidak optimal



